Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2023

Dialog Rubah

 Mengendap endap untuk mendapatkan informasi... Lari kesana kemari untuk eksistensi diri... Bibir tak pernah kering dengan kata-kata yang penuh duri... Bagaikan rubah yang terbiasa mencuri dan makan makanan sejenis bangkai  Bukan itu yang diharapkan dari diri manusia... Berperilaku seperti rubah yang buas dan memiliki asupan yang menjijikan... Yang berlari menuju martabat diri yang terendah... Akibat diri tidak pernah menyadari realitas kondisi kehidupan yang ada Janganlah begitu jika diri merasa manusia... Mata yang ada kau butakan dengan gemerlapnya ke fanaan... Telinga kau sumbat dengan suara yang menggoda jiwa... Hati yang kau miliki terpakir di dada... Putuslah kasih sayang Sang Pencipta kepada diri yang salah memilih jalan  Bila mata sudah buta maka basuhlah dengan air mata perjalanan diri yang ada... Karena obat penawar teramu di dalamnya... Kebutaan diri terobati karenanya... Cerahnya cahaya menjadi penunjuk arah perjalanan. Bila telinga sudah tuli maka tetesi dengan senandung

Menemukan Jalan Cinta

Gambar
 Lihatlah roda pedati di kala berjalan .. Di atas atau dibawah tak pernah bersuka ria atapun berkeluh kesah... Bukan karena hanya benda mati... Tapi karena kerja dirinya yang ingin sampai di tujuan. Hakekat hidupnya bukan menanggung beban... Tapi sampai tujuan adalah yang ingin dicapainya...  Rasa sombong ataupun bergaya tak pernah ada... Bahkan rasa malu dan berkecil hati  karena terjebak kondisi kehidupan tidak pernah terlintas karena semua dianggap hal yang biasa. Ooiii ketahuilah diri kita pun laksana roda... Karena hidup ini hanyalah sebatas perjalanan... Tak mungkin berhenti di suatu keadaan... Jalan dan melaju terus dilakukan untuk mencapai tujuan kehidupan. Jangan lah sombong manakala diberikan kenikmatan... Jangan putus asa manakala terjebak lumpur kondisi kehidupan... Jangan khawatir tentang masa depan... Karena hidup sudah diatur dan dicukupkan. Bekal sudah menggantung di sisi manusia... Usaha adalah jalannya... Baca adalah lampu penerangnya... Karena semua sudah disediakan

Igauan Perindu (Mimpi atau Imaginasi)

Panggilan sembahyang telah tiba... Bersiap dan berangkat untuk menunaikannya... Bukan bekal pemahaman untuk menghadap yang disiapkan... Namun sekoper masalah beban kehidupan yang dibawa Panggilan sembahyang telah tiba... Saat yang tepat untuk menghadapNYA... Masa yang tepat untuk mengisi kembali daya hidup untuk kehidupan... Agar sang pungguk mampu mencapai bulan Ooiii apa yang terjadi di sana... Bagaikan kebingungan diri mencari siapa... Karena tak memahami kepada siapa diri menghadap... Hanya ketemukan ilusi dan mimpi saja Dimana Tuhan berada?...  Padahal diri datang dengan membawa pesan dan permintaan... Besar harapan agar terkabulkan segala permintaan.. Tetapi diri tak menemukan jawaban atas semuanya. Karena tak tahu dan bingung maka ikuti saja arus para manusia... Ritual gerakan dan bacaan dilakukan... Sekedar  latah kehidupan persembahyangan. Tak mengena di hati dengan aktivitas yang ada... Tak lepas dari beban kehidupan yang dirasa... Tak kutemukan daya kehidupan yang baru... Pe

Hidup Hanya Bayangan Mimpi

Tak akan ditemukan jalan untuk pulang.. Manakala diri masih terbuai dalam mimpi yang panjang... Yang menjalani hidup selalu dengan ketidaksadaran... Karena tak pernah kau temukan kehidupan yang sebenarnya Tak pernah ditemukan jalan untuk pulang... Manakala diri masih mengerjar imajisasi dan harapan fana... Yang muncul karena desakan kondisi kehidupan.... Agar diri dapat bertahan untuk hidup yang penuh kepalsuan Ooiii... Nikmatnya tidur yang kulakukan... Indahnya gambaran imajinasi kehidupan yang ku kejar... Padahal semua tak mungkin ku hasilkan... Gambaran mimpi dan imanjinasi yang ku perjuangkan Sadarlah diri ini... Bukan itu yang harus aku jalani... Karena tak sesuai dengan tugas diri.. Karena realita yang kucari bukan sekedar mimpi dan imajinasi Terbuai tidur membuat diri tak pernah sadar... Hangatnya selimut terasa nyaman dan tak ingin bangun untuk membangun kehidupan... Bahkan akal pikir diri tak pernah bekerja... Tak heran hidup ini laksana bayangan semu yang terbang tak tentu ar

Kepedihan dan Jalan Cinta

Tak akan dikatakan cinta jika masij merasa sedih... Kehinaan dan kesusahan  hanya sebagai kondisi... Yang harus dijalani dengan penuh arti... Karena itu jalan untuk mencari cinta sejati Cinta adalah sebuah perantara....  Bukan perasaan yang di damba... Namun bertemunya hati diri dengan Sang Pencipta... Dan Kepedihan adalah bentuk perjuangan semata Tak akan dikatakan cinta jika masih merasa merana... Kesendirian dan kehampaan hanyalah sesaat... Karena DiriNYA akan datang... Membawa kabar gembira dan jalan kehidupan  Cinta adalah sebuah perantara...  Bukan karena kasihan dan kehendak diri yang dipuja... Namun keinginan DiriNYA menaruh kasih dan datang membawa membawa perlindungan... Agar perjalanan di kehidupan dapat selamat sampai di rumahNYA Adakah diri memiliki cinta ini?.... Yang mampu membuat hidup diluar batas dan kendali... Membuat cinta menumbuhkan pribadi manusia sejati.... Bergerak dan sibuk karena menjalani tugas yang suci Bersyukur lah jika Tuhan memberikan cinta ini... Menja

Luluh Dalam Makna

Teruslah diri dalam berjuang... Temukan kembali penghuni rumah... Yang selama ini tak pernah singgah...  akibat kotornya hati yang tak pernah terlintas Teruslah diri dalam pencarian... Temukan kembali sang pujaan... Yang selama ini selalu ter"dua"kan... Akibat diri tergoda pada kefanaan dunia Memang bukan jalan mudah untuk semuanya... Pencarian dan perjuangan hingga diri terpinggirkan... Bagaikan alien yang kelaparan... Dijalan yang penuh hinaan mata yang bersua Dengan lagu pelipur lara... Mendendangkan nyanyian nestapa serta ratapan untuk menyebutMU... Menjadikan teman dalam perjuangan.... Agar hati kembali bekerja Tangkaplah sang penghuni manakala tampak... Ikatlah dia agar selalu bersanding dalam realita kerja... Agar jiwa dan ruh menyatu dalam hakekat.... Diri sebagai manusia yang sempurna Napas akan berkobar... Menjadikan air terikat dan udara terjerat... Oleh pesona diri sebagai makhluk yang beridentitas Cepatlah perjalanan hidup yang fana ini.... Berpulang dan berjumpa

Cermin Kepedihan Diri

 Hatiku dimana kau berada... Kala kepedihan menyeruak di dada... Tangisan tanpa air mata menjadi realita... Menghias dan menghalangi tatapan masa depan  Hatiku janganlah kau sekedar mengelana... Keluar masuk dalam diri tanpa mau singgah... Apakah diri masih berselimut kegelapan... Terpenjara oleh kondisi perjalanan yang fana Hatiku dimana kau mengelana... Kala kubutuhkan sebagai teman dan saudara... Menguatkan diri dalam kepedihan... Menghilangkan rasa dan menguatkan semangat untuk ikut arus skenario kehidupan Ooo ternyata... Dirimu tak jauh dari hadapan mata... Hanya diri tak pernah paham akan kehadiran... Terbelit realita kehidupan "siang" Tinggallah dalam dada... Akan kubangun tempat yang megah dalam dada... ku buang selimut yang menghalangi jalan.. Agar dirimu mampu tinggal nikmat dalam tubuh yang fana Berdiamlah dengan nyata... Menyatulah dengan diri yang dianggap hina oleh manusia..  Karena mereka tak pernah paham dengan makna... Luluh dalam sandiwara kesesatan Nitmatil

Pelerai Kepedihan

Janganlah terpaku dan berdiam dalam kepedihan... Tak seharus hidup terjebak selalu dalam jurang yang dalam... Karena hidup tidak diciptakan untuk itu semua.. Berjalanlah karena jalan mendaki ada di depan mata   Janganlah hilang harapan...  Jiwa menyeruak menangis terjebak dalam kepedihan... Bagaikan terminal yang membuat diri berhenti dalam arus  kehidupan... Karena perjalanan masih panjang yang harus dilaluinya. Janganlah hilang harapan...  Drama kepedihan hanyalah mimpi sesaat dalam irama perjalanan..  Jiwa telah menjadi gelap bagaikan masuk dalam penjara... Yakinlah bahwa penjarapun juga punya masa edarnya. Janganlah hilang harapan... Matahari selalu ada di samping kita... Yang siap bersinar dan menerangi alam semesta... Sabarlah dan bangkitkan iman dalam diri manusia  Tengoklah pada pohon yang ada... Kadang rindang dan diikuti dengan daun berguguran.... Jatuhnya daun bukan diiringi oleh tangisan akibat kekeringan yang dijalaninya... Namun ternyata kekeringan membuat akarnya semikan