Postingan

Menampilkan postingan dengan label dialog rubah

Dialog Rubah Menuju Kesempurnaan

 Teruslah kawan janganlah bersedih hati dan hidup dalam lara.. Memang diri ini adalah makhluk yang hina. Tercipta dari tanah yang penuh noda dan terbalur darah kebencian... Namun agar tak mabuk dalam nestapa diri diangkat menjadi manusia yang sempurna Teruslah kawan bawa kembali diri yang hina. Naik derajat dengan mendaki dan penuh kesukaran.. Karena jalan itulah diri akan berubah.. Janji Sang Pencipta tak pernah ingkar dan dusta. Teruslah dan carilah "Pujaan Hati" yang kau damba... Dengan kosidah cinta yang kau dzikirkan dalam mulut dan dada.. Karena bacaan itu membuat Sang Tercinta berlari mendekat dan menjemput diri yang lara. Bila bersama dalam dzikir dan percakapan... Nikmati kebersamaan dengan penuh suka cita...Duduk dan bersenandung bersama menikmati masa-masa bersama.... Dan pandanglah ternyata keajaiban cinta menghilangkan lara dan kehinaan dari rubah menjadi diri seorang manusia. Bila keindahan dan kebahagian telah tercipta...  Bersnarlah diri dalam jagat raya dan a

Dialog Rubah

 Mengendap endap untuk mendapatkan informasi... Lari kesana kemari untuk eksistensi diri... Bibir tak pernah kering dengan kata-kata yang penuh duri... Bagaikan rubah yang terbiasa mencuri dan makan makanan sejenis bangkai  Bukan itu yang diharapkan dari diri manusia... Berperilaku seperti rubah yang buas dan memiliki asupan yang menjijikan... Yang berlari menuju martabat diri yang terendah... Akibat diri tidak pernah menyadari realitas kondisi kehidupan yang ada Janganlah begitu jika diri merasa manusia... Mata yang ada kau butakan dengan gemerlapnya ke fanaan... Telinga kau sumbat dengan suara yang menggoda jiwa... Hati yang kau miliki terpakir di dada... Putuslah kasih sayang Sang Pencipta kepada diri yang salah memilih jalan  Bila mata sudah buta maka basuhlah dengan air mata perjalanan diri yang ada... Karena obat penawar teramu di dalamnya... Kebutaan diri terobati karenanya... Cerahnya cahaya menjadi penunjuk arah perjalanan. Bila telinga sudah tuli maka tetesi dengan senandung