Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2023

Menggapai Pintu Langit

Janganlah selalu menutup pintu... Tak pernah tersentuh kebahagian jika pintu tak pernah terbuka... Bagaikan belenggu yang memenjara... Menjadikan diri tak memiliki arah perjalanan. Terdengar salam yang memanggil... Terbangun dari tidur yang terlalu lama... Terbuai dengan kehangatan dan kenyamanan kondisi.... Bangun dan bersegera menuju pintu yang ada di depan mata. Cepatlah di buka karena telah menunggu lama... Sang tamu terlalu sabar dan terus menerus mengucap salam...  Agar pintu segera dibuka... Namun diri tak tahu cara membukanya. Oooiii betapa bodohnya diri kita... Tak pernah mau belajar cara membuka... Karena kesadaran jauh dari jangkauan kehidupan... Terlalu terlelap dengan mimpi yang menghiasi kepemilikan pengetahuan yang ada. Dengarkan dan sadarilah...  Karena Aku siap menjemput kehadiran diri kita... Jika diri mampu membuka pintu yang ada...  Perlu baca yang seksama agar dapat pengetahuan. Pintu terbuka akan terhubung dengan halaman hati.... Ada teman setia yang selalu menant

Rahasia Tangga Langit

Diri lihat banyak manusia... Berseri dan bersemangat berjalan menuju Sang Tercinta... Dengan memakai jubah kebesaran... Ingin lepas menuju langit seperti para utusan. Karena perilaku manusia... Matahari dan bulan menjadi tertawa.... Mana mungkin dapat naik ke atas... Manakala diri masih berselimut dengan beban kehidupan. Memang tangga langit sudah disiapkan.... Namun hanya untuk mereka yang mampu menemukan... Jalan terjal naik yang butuh pengorbanan... Karena kepala adalah awal dari pondasi menuju tangga. Lepaskan penjara yang ada di kepala... Keyakinan akan muncul dengan sejalan...Beban kehidupan akan lenyap karena kedatanganNYA... Dan lumpur tanah liat akan berubah menjadi cahaya. Tundukkan kepala dibawah kaki manusia.. Terhina dan nista dalam pandangan mata.. Namun jalan itulah awal dari lepas dari penjara... Menuju tangga untuk  menyibak angkasa. Berbagai jalan terhampar di angkasa...  Diciptakan dan disediakan untuk jalan umat manusia.. Melepas jubah kebesaran yang ada berganti de

Merindu Damba

Langit dan bumi bagaikan gula-gula... Terlena dan terperangkap oleh rasa... Khawatir kehilangan manisnya hidup di dunia... Namun akhirnya kehidupan di akhiri dengan sakit yang menyiksa. Datanglah dan nikmati pesta yang ada... Terlena dan terperangkap oleh keinginan... Hanya sekedar meninggalkan beban yang ada... Namun akhirnya kehidupan di akhiri dengan dusta dan siksa (azab). Merindu damba akan perasaan... Menjerat urat kehidupan... Akibat diri salah dalam pilihan... Terjebak oleh pandangan tentang nilai kebahagiaan. Merindu damba akan kenikmatan... Penjara bagi keserakahan diri manusia... Akibat diri salah dalam memandang... Mabuk kesenangan semu yang dikira sebagai sebuah kebahagiaan. Oooo betapa malangnya diri ini... Yang tak pernah melihat sinar matahari... Terhalang oleh silaunya cahaya ilusi... Hingga ajal menjemput tak pernah memiliki materi diri. Tangis kepedihan menjadi irama kehidupan di dunia... Akibat diri merindu damba pada hal yang salah.. Lupa pada Sang Pencipta... Terl

Terjebak Jalan Pulang

Setiap diri dilahirkan memiliki taman-taman wardah... Di tengahnya ada tabir darah yang mengalir di dalam badan...  Kesuburan dan kegersangan tubuh terikat pada bersihnya darah yang ada... Karena darah adalah sebuah hakekat dari kehidupan. Para pecinta pasti memahaminya...  Suci dan kotornya darah akan menjelma dari keluh kesahnya... Sebagai penyakit yang tidak ada obatnya... Hanya ilmu yang mampu menahannya. Para pecinta mengetahuinya... Beratnya perjalanan yang dilaluinya... Bukan dirasa dan dipikirkan perjuangannya... Dijalani dengan keyakinan adalah teman dalam kehidupan. Para pecinta menyadarinya...  Banyak duri yang ada di bawah kaki kita.... Yang menjelma menjadi peta perjalanan... Menyita waktu dan melupakan diri untuk mencari bekal pulang. Janganlah duri menjadi penghalang.... Janganlah diri terlalu berpikir di kaki saja...  Karena banyak jalan yang masih bisa dilalui... Dengan kepala (ilmu) diri mencari jalan untuk pulang. Ketahuilah.... Duri itu hanya milik perasaan yang men

Pasukan Bergajah

Dimanakah akan diri temukan jalan untuk pulang... Manakah jalan yang harus ku lalui dengan selamat.. Karena sudah tak nyaman yang ku rasakan... Panas dan banyak manusia yang mati tak berdaya. Bagaimana diri dapat melepaskan belenggu yang menjerat... Terikat kaki dalam jerat yang kuat... Oleh penguasa pasukan bergajah... Yang semena-mena memuaskan hasrat dan kuasanya. Hatiku tetaplah kuat... Karena Ka'bah selalu menjadi kiblat... Arah dan koneksi diri dengan Sang Pencipta... Tetaplah bersih dan buanglah selimut yang menjadi citra. Hatiku janganlah mengelana ke sana... Dan tetaplah duduk di tempat...  Pilihlah gurun yang memiliki angin yang menghilangkan panas... Karena itu tempat yang paling nikmat. Hatiku janganlah mengelana ke sana...  Karena disana hanyalah gambaran bau dan angan manusia.. Karena itu warna kehidupan manusia yang suka perang dan mengumbar aib atau hinaan.. Tergoda oleh kehidupan yang fana.. Duduk dan diamlah... Sembari bersenandung kosidah cinta... Karena itu jala

Dialog Rubah Menuju Kesempurnaan

 Teruslah kawan janganlah bersedih hati dan hidup dalam lara.. Memang diri ini adalah makhluk yang hina. Tercipta dari tanah yang penuh noda dan terbalur darah kebencian... Namun agar tak mabuk dalam nestapa diri diangkat menjadi manusia yang sempurna Teruslah kawan bawa kembali diri yang hina. Naik derajat dengan mendaki dan penuh kesukaran.. Karena jalan itulah diri akan berubah.. Janji Sang Pencipta tak pernah ingkar dan dusta. Teruslah dan carilah "Pujaan Hati" yang kau damba... Dengan kosidah cinta yang kau dzikirkan dalam mulut dan dada.. Karena bacaan itu membuat Sang Tercinta berlari mendekat dan menjemput diri yang lara. Bila bersama dalam dzikir dan percakapan... Nikmati kebersamaan dengan penuh suka cita...Duduk dan bersenandung bersama menikmati masa-masa bersama.... Dan pandanglah ternyata keajaiban cinta menghilangkan lara dan kehinaan dari rubah menjadi diri seorang manusia. Bila keindahan dan kebahagian telah tercipta...  Bersnarlah diri dalam jagat raya dan a