Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Diri Menghadapi dan Mengenal Masa Kekeringan

Diri Dalam Kekeringan Tak semuanya paham... Mengenal dan memahami masa kekeringan.. Yang menjadikan diri hanya bisa menyimpulkan... Bahwa diri ini menghadapi ujian Ketika ini terjadi... Maka bukan sebuah kesalahan.... Tapi ini sebuah kekeliruan... Karena hakekat masa kering adalah untuk lebih mengenal diri yang sesungguhnya Tak semuanya mengerti... Mengenal dan memahami masa kekeringan... Yang menjadikan diri hanya bisa berupaya... Tanpa mencari hakekat dari masa kering ini Ketika ini terjadi... Maka bukan kemenangan yang di capai... Namun hanya sekedar rasa bahagia dan puas yang ditemui... Karena merasa air hujan sudah turun dari langit Oooiii betapa bodoh diri ini jika itu semua yang kita lakukan... Karena diri hanya sekedar mengenal dan tanpa usaha untuk memahami... Karena terjebak oleh ajaran nenek moyang Tak mampu mengenal... Tak mampu mengerti... Tak mampu memahami... Hakekat dari masa kekeringan Terlalu sibuk dengan ritual hidup... Yang melupakan tugas pokok diri... Mencari dan

Bijak Memilih Teman

Setan itu butuh teman... Jika diri tidak bijak maka mudah untuk tergelincir... Butuh ilmu agar diri memiliki prinsip... Jika diri tidak berilmu maka akan penuh kerugian... Ilmu adalah bekal utama dalam kehidupan ini. Setan itu Kuat... Jika diri tidak kuat maka mudah untuk goyah... Butuh pondasi yang kuat agar diri tak mudah lalai... Pondasi diri adalah bekal utama dalam perjalanan Setan itu Cerdas... Jika diri tidak cerdas maka mudah untuk tersesat... Butuh peta yang benar agar diri tak mudah tersesat... Baca dan belajar adalah bekal utama untuk perjalanan Setan itu pintar... Jika diri tidak pintar maka mudah terlena... Butuh iklhas dan tawakal agar diri menjadi tenang... Sabar dan perenungan adalah cara agar diri tidak salah bertindak KAS,12/8/2021  Untuk membahas bagaimana memilih teman yang baik untuk dijadikan teman dalam bermusafir adalah penting dalam kehidupan manusia.  Teman yang baik adalah teman yang memahami kebutuhan dan kekurangan dari temannya.  Namun realita sekarang ini

Diri Belajar Membaca "DEBU"

Gambar
Terpenjarakah diri sekarang ini...  Terjebakkah diri dalam kondisi yang tidak pasti... Serasa diri menunggu antrian untuk ajal yang menanti... Karena masalah debu yang telah  meracuni diri  Sang Pencipta  memberi peringatan dan  pelajaran kepada diri... Namun diri tidak pernah sadar... Karena  tidak pernah mau memahami lebih... Dan lebih percaya pada omongan nenek moyang dari pada ajaran yang pasti Debu adalah simbul dari pembelajaran yang alami... Yang memiliki banyak peran dan fungsi... Namun diri tidak pernah menyadari... Karena terlena dengan kondisi dan pemahaman yang keliru serta dini ...  Debu adalah bagian dari hal yang bisa mensucikan diri...  Karena debu merupakan hal yang bisa memadamkan "kebakaran"...  Akibat sifat diri yang selalu  berhasrat untuk memuaskan nafsu yang tersembunyi... Yang mengakibatkan selalu bergelut dan bergelimang dengan angkara murka diri Debu sebagai petaka dan alat untuk menghukum  diri  ... Akibat kehidupan diri manusia yang  selalu  berhas

Diri Mengenal Beban Kehidupan (2)

 Layaknya seperti hewan ternak yang harus dikorbankan untuk tujuan tertentu... Mencari dan mencapai ambisi dan popularitas ... Yang menjadikan  jauh dari nilai-nilai diajarkan... Karena kebodohan akibat diri kurang dalam memahami... Layaknya seperti hewan buas yang selalu siap menerkam mangsa.... Mencari dan mengintai korban yang akan dijadikan pemuasan .... Agar diri selalu dianggap mampu dan kuat... Akibat diri kurang kesadaran dan pemahaman... Oooiii... Sebuah jeritan hati diri ketika diri merasakan semuanya... Diri yang pernah menjadi hewan ternak dan hewan buas... Dan melepaskan semua kesempurnaan yang diberikan oleh Sang Pencipta... Karena diri ingin dipuja... disanjung.. dan ingin mendapatkan sebuah nama Hilang sudah semua keseimbangan yang ada... Keseimbangan manusia sebagai makhluk yang sempurna... Dan jatuh melebihi hewan ternak dan melampaui buasnya hewan pemangsa... Karena diri terpenjara pada ambisi untuk hasrat dan kuasa untuk berkuasa Hasrat dan kuasa untuk berkuasa adal

DIRI DALAM MENGENAL BEBAN KEHIDUPAN

 Layaknya diri seperti seorang pemulung... yang hidup setiap hari selalu mengumpulkan barang... Namun diri tak pernah tahu... Kepada siapa diri harus menjualnya Layaknya diri seperti seorang penyanyi... Yang dalam hidupnya selalu bersenandung... Namun diri tak pernah tahu... Lagu apa yang pantas dinyanyikan Layaknya diri seperti seorang penari... Yang dalam hidupnya selalu menggerakkan tubuh dengan lemah gemulai... Namun diri tak pernah tahu... Gerakan apa yang pantas dilakukan.. Oooii... Itulah kehidupan kita sehari-hari... Yang selalu beraktivitas... Namun diri hanya sekedar beraktivitas... Tanpa mengetahui tujuan dan makna dari aktivitas kehidupan kita Alangkah ruginya hidup kita.... Yang selalu mengumpalkan beban di punggung kita... Yang selalu bersuara yang tanpa makna... Dan selalu bergerak beraktivitas namun tak memiliki nilai Dimana salah diri selama ini.. Yang melakukan sesuatu tanpa nilai... Hanya karena hidup tanpa pernah memahami... Apa yang ada dalam buku Panduan.. Kerugia

Bijak dengan Ilmu

 Jika diri sadar dengan adanya kematian yang menanti... Dan akan memotong seluruh usaha diri menabung... Senantiasa diri sadar untuk beramal dan bekerja.. Yang sesuai dengan "kebaikan" Kebaikan adalah jalan ridha Sang Pencipta... Yang harus dilalui dan dilakoni... Dalam menjalankan misi sebagai seorang musafir... Agar diri dapat tempat di rumah Sang Pencipta Namun alangkah sayang diri ini... Jikalau dalam hidup tidak bisa melaksanakan itu... Karena tergoda oleh pandangan yang berbeda... Bekerja dan beramal bukan untukNYA melainkan untuk memenuhi ambisi dan popularitas diri... Mengapa bisa terjadi... Apa yang salah dalam diri... Banyak ilmu yang aku dapatkan dan banyak materi yang aku peroleh... Dan diriku tetap dianggap kering tanpa bekal dalam menghadap Sang Pencipta Ooo.... Sebuah kerugian yang mungkin diri alami selama ini... waktu sudah terbuang dan tanpa ada nilai yang berarti di hadapanNYA... Mengapa ini tidak diri sadari... Bacalah... Bacalah... Bacalah... Bacalah deng

Sekedar iklan

Gambar
Tidak ada kata yang tak mungkin... Orang yang dianggap bodoh pun masih memiliki keberuntungan... Orang yang dianggap gila pun masih bisa hidup... Semua karena diri hidup secara alamiah Namun banyak diri yang sudah merasa pintar... Merasa sudah menguasai pengetahuan dan pemahaman... Namun ketika diri ditanya apa yang sudah kamu lakukan.... Maka diri pasti tidak bisa berkata karena diri hanya bekerja dan berpikir hanya untuk diri sendiri.. oooi sadarlah diri kita... Berubahlah haluan.... Lupakan ego dan lepaskan beban... Karena beban akan menjadikan diri menjadi orang yang rugi.. Ingatlah.... Banyak pertanggungjawaban yang harus kita lakukan... Banyak Tugas yang harus kita kerjakan... agar diri dapat menjadi orang yang beruntung Demi Waktu... Sungguh Manusia dalam kerugian... Kecuali orang yang selalu mengajak kepada kebaikan... dan selalu mengajak untuk meninggalkan kemungkaran KAS, 7/8/2021,Al Asyr Segala puji sukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kita tujukan kepadaNYA atas rahmat dan r

Diri Yang Terlena (belajar dari wabah covid)

Banyak orang pintar dan pandai... Yang semuanya memiliki ilmu dan strategi untuk bertahan hidup... Namun hidup seperti apa yang hendak dicari... Apakah sesuai dengan tugas diri sebagai manusia? Banyak orang pintar dan pandai... Yang kerjanya setiap hari selalu "baca"... Namun baca apa yang dilakukannya... Apakah sesuai dengan "baca" seperti tugas diri sebagai manusia... Banyak orang pintar dan pandai... Yang hidupnya selalu bergelut dengan kehidupan dan kebaikan untuk orang atau makhluk lain... Namun bukan "tugas" yang diri lakukan... Karena semuanya hanya untuk memuaskan diri dan ambisi popularitas  Ooooiii.... Mengapa ini bisa terjadi... Mengapa diri terlena... Dan dimana Salah diri ini.. Ketika "ajaran dan perintah" dilalaikan... dan "Buku Pedoman hidup" dimaknai sesuai keinginannya... Maka Pemilik alam pasti akan memberi teguran... Dan semua ini hanya untuk mengingatkan hakekat diri manusia Peringatan ini ibarat sebuah peperangan...