Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

REKONSTRUKSI DAN CARA CERDAS MENGHADAPI KEMATIAN

REKONSTRUKSI DAN CARA CERDAS MENGHADAPI KEMATIAN  Merenung membuat diri kita bertanya pada diri sendiri, sekiranya aku terbuat dari air dan tanah, maka jangan buat hatiku sekeruh air dan tanah yang di aduk, Aku takut diri ku terselimuti keruhnya air yang tidak bisa memancarkan sinar kebeningan dari hati Hai sang Pencipta tolong jaga hatiku sebening air zam zam... Aku takut jika hatiku sekeruh air yang di aduk, aku akan selalu jadi orang yang merugi, karena aku tidak bisa menerima kebenaran yang ada, diriku hanya terpenjara oleh kepentingan yang duniawi selama hayatku, Aku takut pintu  kematian akan menolak kedatanganku... Bersihkan dan endapkan tanah yang ada dihatiku ...Hei Tuan, Agar aku selalu memiliki hati yang bening, Agar diriku selalu bisa memaknai ilmu yang Tuan berikan, dan Agar hatiku selalu tangguh dalam melakukan perjalanan ini...   (Ki ageng Sumingkir, 31/10/20) Tulisan ini kelanjutan dari  artikel sebelumnya www. pakde amin.blogspot.com/umur-kematian Dalam tulisan yang la

DIRI: KONFIRMASI UMUR DAN KEMATIAN

KONFIRMASI UMUR DAN KEMATIAN    Matilah kita dalam kondisi Cinta, bukannya mati dalam pelarian, karena ketakutan yang menutup hati kita, membutakan akal pikiran dan jasad yang selama ini memenjara diri kita Matilah kita dalam kondisi Cinta, karena mati adalah langkah kebebasan manusia dari jeratan kehidupan dunia, kehidupan yang selama ini menipu dan menyesatkan, menjadikan diri kita jauh dari langkah perjalanan tugas diri manusia... Matilah kita dalam kondisi Cinta, karena mati tidak butuh bekal materi, tidak butuh penghormatan yang tinggi seperti layaknya seorang pahlawan, dan tidak butuh pula tangisan dari teman dan keluarga. Matilah kita dalam kondisi Cinta, Yang dapat dicari adalah hakekat diri yang dicari dengan lelaku perjalanan sebagai musafir, Kebahagian dan kenikmatan kehidupan di dunia bisa tercapai, dan tiket perjalanan selanjutnya sudah ditangan kita.... Matilah kita dalam kondisi Cinta, karena mati adalah pintu dimulainya kehidupan, kenikmatan yang sudah dijanjikan Sang P

DIRI DAN INDAHNYA MENUNTUT ILMU

INDAHNYA MENUNTUT ILMU  Saya mengamati dan merenungi berbagai keadaan manusia, ternyata kebanyakan telah ditimpa kerugian yang nyata.  Orang yang masa mudanya menginfakkan umurnya demi menggapai ilmu, maka pada masa tuanya akan dipuja ( Al Jauzi, Shaidul Khatir, halaman 183) Cinta padamu menyingkirkan tasbihku dan memberikan sajak - nyanyian, aku berseru "tidak kekuatan selain diriMU', dan sering aku bertaubat, tetapi pujaan hati tak ambil peduli... Di tangan Cinta aku menjadi penyanyi "lagu kosidah"  sambil bertepuk tangan,  Cinta kepadamu membakar habis segala aib dan popularitas serta segala yang aku punya, hingga laksana mengalami kebangkrutan bekal Gelora semangat malah makin menjadi, bagaikan ombak laut yang menerjang pantai, dan menyingkirkan "buih ombak", dan pantai mana yang mampu menghalangi hempasan tsunami semangatku,  kalo aku arus ombak laut maka akan kejalankan kapal hatimu. dan kalo ada gunung dilaut akan kutahan laju kapalmu, dan aku pun re

DIRI: HILANGNYA ANTARA NURANI DAN NALURI

Gambar
HILANGNYA NURANI DAN NALURI    Mungkin ini percakapan yang mustahil, antara air dengan manusia yang kotor... Sang Air berkata: "Hai manusia yang kotor, berlarilah secepat mungkin ke diriku,maka aku akan membersihkan dirimu, yang penuh noda dan kotoran...". Manusia yang kotor menjawab: "Hai air, apakah aku tidak akan mengotorimu... padahal teman dan sahabat serta saudaraku saja menjauh takut dan Jijik melihat diriku Dan mereka juga takut jika terkena kotoran jika membantu diriku,, aku ini manusia hina yang sudah tidak layak lagi untuk memiliki teman dan saudara..." Sang Air berkata: "jangan takut hai manusia, aku tahu dari awal bahwa dirimu terbuat dari bahan yang nista, namun kamu diberikan kelebihan dibandingkan dengan yang lain,  masuklah ke diriku, maka aku akan membersihkan dirimu melebihi kebersihan manusia-manusia yang kamu anggap teman atau sahabat itu!.  Tidak ada yang dapat membersihkan dan mensucikan dirimu selain diriku".. Dirimu akan menjadi su

DIRI: MENCARI HAKEKAT DAN PERJALANAN MENCARI ILMU (3)

Gambar
 HAKEKAT DAN PERJALANAN MUSAFIR Perjalanan yang melelahkan dilakoninya, Bekalnya sudah menipis, Keringatpun sudah tak keluar dari tubuhnya, Deritapun bagaikan nyanyian sedih yang sudah tidak bisa membuat keluar ari matanya... Apalagi para sahabat dan teman telah tersaring, menyingkir terbawa arus yang lebih ringan, serasa tak mau lagi direpotin dengan kebutuhannya, Dan tak mau lagi mendengar jeritan sang Musafir... Apakah ini memang skenario sang Pencipta, Apakah ini memang alur perjalanan yang harus yang harus dilalui, Apakah ini bagian dari godaan perjalanan sang musafir, Dan apakah ini bagian dari akal muslihat setan.... Ketenangan dan kesabaran bagin dari pengetahuan yang diraih, Kesendirian adalah bagian dari perjalanan manusia ketika kelahiran dan kematian, Keheningan adalah irama dalam menerima kalam dari sang Pencipta, Keyakinan hidup adalah teman sesungguhnya dalam perjalanan.... Melangkah terus hai musafir, Berjalanlah dengan keyakinanmu, Berpeganglah dengan peta dan BUKU yan

DIRI: HAKEKAT DAN PERJUANGAN MENCARI ILMU (2)

Diri: MENCARI HAKEKAT DAN MENCARI ILMU (2)  Akal mana yang kamu anut, Akal materialisme atau akal ruhaniasme, Jika kau hanya mengutamakan satu aliran, Maka kau termasuk mahkluk yang hina, Ketakutanmu hanyalah sebuah frame work, Ketakutan akan kehidupan yang kekurangan, dan kecemasan akan ketidakpastian dimasa depan, Merupakan bagian dari pemahaman akal yang bersifat logika materialisme saja.... (ki Ageng Sumingkir) Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai mahkluk yang sempurna. Kesempurnaan manusia ini jika terpenuhi jika manusia mampu menjalankan lelakunya pada golongan keempat  (manusia dengan lelaku kesempurnaan). Lelaku kesempurnaan adalah lelaku manusia yang setelah mengalami benturan kondisi dalam kehidupan.  Benturan kondisi merupakan pergolakan yang ada di batin manusia antara ego/nafsu dengan “diri”.  Dimana diri mempertanyakan kondisi yang mereka alami dengan segala keterbatasan dan batasan dalam kehidupannya.  Sisi ego/ nafsu merupakan ujud penjara kondisi dalam kehidupan m