Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021

Diri Mengenal Produk Kesadaran

 Kesadaran adalah awal dan akhir sebuah perjalanan...  Dikatakan awal karena diri mengenal kembali hakekat hidup sebagai manusia... Dikatakan akhir karena diri masuk dalam akhir kondisi manusia yang sesungguhnya... Dan dua hal ini dipisahkan oleh citra yang tipis.. Hidup kita layak sebagai seorang musafir... yang tidak butuh bekal materi yang berlebih... Hanya bekal ilmu yang dicari... Untuk menemukan kesadaran diri dalam berkehidupan.. Bekal ilmu bukanlah hal yang mudah dicari... Karena setan pun juga punya ilmu dan memiliki strategi yang tidak pernah kalah.. Maka jadilah diri manusia yang mengenal hakekat ilmu... karena diri bukan hamba para setan Bekal ilmu bukanlah hal yang mudah di dapat... Karena jalan terjal dan panas menjadikan diri penuh dengan kekeringan... diri yang kuat adalah  mampu di perjalanan kehidupan... sebab diri yang berhenti bermusafir akan membuat rapuh sang Jiwa manusia. Hakekat diri akan tercapai jika kesadaran ditemukan dalam perjalanan.... Menjadikan manusia

Diri dalam Jaminan Sang Pencipta

Banyak diri yang salah jalan... Berupaya sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan.. Karena merasa diri hidup tidak ada jaminan... Maka hidupnya hanya untuk kerja-kerja- dan kerja Memang ini tidak salah... Jika diri berpikir hidup hanya untuk dunia... Karena kerja adalah usaha fisik untuk rejeki dan digunakan untuk asupan jasmani... Maka hidup kita selalu dipenjara oleh rasa ketidakpastian Kerangkeng ketakutan masa depan selalu menghantui kehidupan... Diri selalu berkata percaya pada Sang Pencipta... Namun mengapa masih ada rasa takut tentang masa depan yang berhubungan dengan hal yang bersifat material... ibadatpun dilakukan namun tidak ada nilai religuitasnya oooiii ....  Sepertinya ini sebuah perilaku penipuan diri... Bertindak sok agamis dan mengatakan orang lain tidak agamis... karena merasa mereka bukan bagiannya Sebuah hal yang umum di kondisi sekarang... Banyak rasa ketakutan dan rasa tidak yakin mewabah menjadi penyakit diri... Karena terjebak kondisi agar diri terpenuhi... Dan M

DIRI : BERLAKU APA ADANYA

Hati adalah sebuah anugerah penting dari Sang Pencipta... Sebagai sentral dalam kehidupan diri... Yang bisa menyeimbangkan kepentingan jasmani dan ruhani... Dan kelak akan dimintai pertanggungjawabannnya... Namun hatiku sekarang  tak punya berfungsi... Hanya bagaikan batu yang lunak yang menjadi beban diri...  Karena tak terlatih dan tak memiliki bahan bakar untuk digunakan... Terbuai oleh bisikan dan bujukan sang pengganggu... Mengapa ini bisa terjadi... Padahal diri selalu beribadat, belajar dan bersyukur... Padahal hati selalu diri gunakan untuk pertimbangan dalam kehidupan... Namun kenapa masih jauh dari harapan sebagai penyeimbang  KAS, 20/5/2021 Berkaca dari banyak cerita yang mungkin hanya sebuah cerita ringan yang sering kita dengar namun jarang menjadi pelajaran dalam kehidupan kita. Dikisahkan ada sebuah raja yang memiliki beberapa pelayan yang selalu melayani dalam kehidupan sehari hari.  Diantara beberapa pelayan tersebut terdapat satu pelayan yang sangat dicintai oleh sang

Diri Mencari Fitrah Manusia

Gambar
Ketika diri selama ini hanya sebagai air yang keruh... selalu hidup bercampur aduk dengan kotoran kehidupan dan merasa nyaman dan selalu dalam kondisi seperti itu... Maka diri tidak akan pernah mengenal... Hakekat diri (air) yang jernih Dan Ketika diri sudah merasa bangga dengan kotoran yang ada dan puas dengan kondisi ini... Maka kala ada air jernih yang masuk akan dianggap berbeda bagaikan benda asing yang harus "dibunuh"... Karena menganggap tidak sepaham dan akan merusak suasana yang nyaman... Apakah diri seperti ini bagaikan air yang keruh yang bangga dengan diri yang kotor.. Sungguh sebuah kerugian besar jika diri dalam kondisi seperti ini... Layaknya bagaikan hidup seperti status Quo.. Yang merasa nyaman di tengah kekotoran diri dalam kehidupan... Peringatan dan ajakan untuk menjadi baik bukanlah dianggap sebagai sebuah nasehat... Namun bagaikan melihat keanehan yang ngga lazim dilingkungannya KAS, 15/5/2021 Fenomena kehidupan diri yang seperti digambarkan sebagai air

Diri: Mencari Malam Seribu Bulan

Gambar
  Ketika di akhir masa bulan puasa banyak orang mulai melakukan ritual (iktikaf) di tempat-tempat ibadah untuk mencari apa yang selama ini menjadi pemahaman dan pengetahuan yang diyakininya.  Yaitu berbondong-bondong untuk mendapatkan dan menemui malam yang sangat spesial.  Karena diyakini bahwa malam itu adalah memiliki nilai yang sama dengan seribu bulan.  Ketika diri beribadah pada malam itu maka laksana bahwa diri kita telah melakukan ibadah selama seribu bulan terus menerus.   Memang hal ini sudah terpatri dalam diri dan ketika  menanyakan itu maka akan dijawab oleh para ahli agama "apakah dirimu tidak yakin dengan firman sang Pencipta?".  Dan ketika diri kita disodori dengan kalimat ketidakyakinan diri terhadap firman Sang Pencipta maka diri langsung mundur teratur yang berarti diri tidak yakin dengan firman Sang Pencipta namun diri hanya sekedar bertanya dalam hati "apakah semudah itu seribu bulan kebaikan hanya diraih dengan menjaring di 10 hari terakhir di bulan