Postingan

Cermin Kepedihan Diri

 Hatiku dimana kau berada... Kala kepedihan menyeruak di dada... Tangisan tanpa air mata menjadi realita... Menghias dan menghalangi tatapan masa depan  Hatiku janganlah kau sekedar mengelana... Keluar masuk dalam diri tanpa mau singgah... Apakah diri masih berselimut kegelapan... Terpenjara oleh kondisi perjalanan yang fana Hatiku dimana kau mengelana... Kala kubutuhkan sebagai teman dan saudara... Menguatkan diri dalam kepedihan... Menghilangkan rasa dan menguatkan semangat untuk ikut arus skenario kehidupan Ooo ternyata... Dirimu tak jauh dari hadapan mata... Hanya diri tak pernah paham akan kehadiran... Terbelit realita kehidupan "siang" Tinggallah dalam dada... Akan kubangun tempat yang megah dalam dada... ku buang selimut yang menghalangi jalan.. Agar dirimu mampu tinggal nikmat dalam tubuh yang fana Berdiamlah dengan nyata... Menyatulah dengan diri yang dianggap hina oleh manusia..  Karena mereka tak pernah paham dengan makna... Luluh dalam sandiwara kesesatan Nitmatil

Pelerai Kepedihan

Janganlah terpaku dan berdiam dalam kepedihan... Tak seharus hidup terjebak selalu dalam jurang yang dalam... Karena hidup tidak diciptakan untuk itu semua.. Berjalanlah karena jalan mendaki ada di depan mata   Janganlah hilang harapan...  Jiwa menyeruak menangis terjebak dalam kepedihan... Bagaikan terminal yang membuat diri berhenti dalam arus  kehidupan... Karena perjalanan masih panjang yang harus dilaluinya. Janganlah hilang harapan...  Drama kepedihan hanyalah mimpi sesaat dalam irama perjalanan..  Jiwa telah menjadi gelap bagaikan masuk dalam penjara... Yakinlah bahwa penjarapun juga punya masa edarnya. Janganlah hilang harapan... Matahari selalu ada di samping kita... Yang siap bersinar dan menerangi alam semesta... Sabarlah dan bangkitkan iman dalam diri manusia  Tengoklah pada pohon yang ada... Kadang rindang dan diikuti dengan daun berguguran.... Jatuhnya daun bukan diiringi oleh tangisan akibat kekeringan yang dijalaninya... Namun ternyata kekeringan membuat akarnya semikan

Diri: Sudahkah Mengenal Tuhan?

Hatiku telah kutemukan... Bersiap untuk terbang menjemput bayangan...Namun diriku terjatuh dalam kondisi kehidupan... Yang membawaku berenang di telaga kehidupan Air telaga bukan menjadikan obat atas kondisi kehidupan... Tapi membuat bibit yang ada mulai bertunas.... Tumbuh berkembang menjadi sahabat... Agar diri mampu menemukan hakekat sebagai manusia. Musuh-musuhku tahu bahwa diri sudah memiliki sahabat... Menjadikan manusia tangguh dan sabar dalam kondisi kehidupan...Ia mulai panik dan kebingungan... Digigit kuku jarinya karena iri dan tipu dayanya tak berguna. Hatiku telah kutemukan... Melawan dan melepaskan diri dari penjara tipuan nasib kehidupan... Dan mengenalkan jalan untuk kembali pada Sang Pencipta... Agar esensi diri menemukan eksistensi realitas NYA pada diri setiap manusia. (KAS, 30/9/23, Eksistensi Realitas Diri) Bukan mengajak diri berandai-andai dan juga bukan mengajak berpikir secara berat ketika membahas "apakah diri ini sudah mengenal Tuhan?" .  Namun dir

Selubung diri dalam Kata Manusia

Gambar
Engkau ciptakan diri manusia ini dalam kesempurnaan... Ditugaskan dengan kemulian di dunia... Diberikan Panduan yang sangat lengkap... Sungguh sebuah skenario pertunjukan yang hebat. Engkau tiupkan ruhMU sebagai teman dalam perjalanan... Engkau tahu bahwa diri ini lemah dan tak tahu arah.. Dan diciptakan dari bahan yang rendah hingga mudah rapuh terkena badai kehidupan.. Karena kisah hidup tak seindah yang dibayangkan... Ooii benarlah yang Engkau firmankan... Sifat lalai dan selalu khawatir adalah bibit dari semua tindakan... Menjadikan diri ini tersesat dan salah dalam memilih jalan... Lupa akan hakekat dan tugas yang diembannya. Bagaimana mungkin diri akan bahagia?.. Hidup selalu senang dan nyaman tanpa terjebak masalah kehidupan... Bermimpi diri hidup seperti di taman surga... Tapi diri ini selalu ingkar dan selalu bertindak dalam ketidakseimbangan. Aduh sayang perjalanan hidup sudah terjadi... Tatapan mata kosong penuh harap dan garis lengkungan di kening menghiasi diri berteman ko

Diri Terjebak Selubung Kata

Gambar
Ketidaktahuan diri menjadikan  terlena dalam kondisi... Kehidupan hanya diisi dengan ritualitas yang semu... Yang tak memiliki nilai di depanMU... Menjadikan hidup laksana menanggung beban perjalanan yang melelahkan Ketidakpahaman diri menjadikan terbuai dalam kebodohan... Kehidupan hanya diisi dengan aktivitas berlari mencari beban.. Yang tak membawa pemahaman tentang Pengetahuan MU... Menjadikan hidup laksana mengumpulkan beban kehidupan yang semakin menumpuk Kemalasan diri menjadikan terbuai dalam kesombongan... Kehidupan hanya dilakukan dengan problematika yang ada dalam tempurung... Yang tak memiliki peta untuk menemukan Jalan MU.. Menjadikan hidup laksana menunggu azabMU Hai diri ini... Inilah hidup yang telah kita lalui... Tanpa mengetahui makna yang sejati... Laksana  buih yang tak memiliki tujuan yang pasti. Kerugian pasti sudah menunggu... Kematian yang jelek pasti sudah menjadi tiket diri... Apakah ini yang kita nanti... Bukan kebahagiaan yang kita hadapi.. KAS, 20/9/2023, P

Diri: SUWONG

SUWONG Diri merasa gelisah... Ketika tak disapa teman dan sahabat... Bagaikan terbuang dan bagaikan sampah... Yang mungkin sudah tidak ada nilainya lagi Diri merasa resah... Ketika ini terjadi pada kehidupan.... Bagaikan hidup sudah tak bermanfaat... Yang mungkin sudah tidak memiliki harga di depan manusia lain Diri merasa risau... Ketika ini harus menimpa dan menjalani.... Bagaikan rasa yang hambar tanpa pemanis kehidupan.... Yang mungkin akan menjadikan diri menjadi manusia yang berputus asa... Oooiii... Janganlah kuatir dan gundah dengan kondisi ini... Memang ini yang harus diri lalui... untuk mencari makna hidup sebagai manusia.. Kesendirian dalam perjalanan adalah awal dari perjalananmu... Rasa sepi dan sendiri haruslah dilewati... untuk menuju "suwong... Yang merupakan proses diri menemukan kesadaran Jangalah berputus asa...  Berpikirlah... Karena suwong akan menemukan rasa hampa dari kesadaran diri yang  ada sekarang.. Karena suwongmu akan diisi dengan titah Sang Pencipta T

Diri: Menemukan Body Tubuh

Manusia adalah bagian dari ciptaan Allah SWT yang diciptakan dengan disertai nyawa dan berwujud sehingga menjadikan diri tampak dan bisa bergerak.  Dalam pemahaman umum ketika diri bergerak maka dikategorikan sebagai makhluk hidup dan karena tampak maka maka wujud atau ukurannya adalah tubuh (body) yang dimiliki. Namun sering kali manakala diri lupa dan lalai dengan pemahaman masalah nyawa manusia yang biasanya hanya di hubungkan dengan bergeraknya diri sebagai makhluk hidup. Kelengkapan diri dengan adanya rohani seharusnya merupakan hal yang sama perlakuannya seperti jasad fisik yang nampak  perlu dibangun agar tumbuh seimbang dengan jasad.  Ketidaktahuan diri dengan pemahaman ini mengakibatkan banyak diri terlena dengan pembangunan body dan hanya fokus pada fisik atau jasad yang nampak. Mungkin dapat dikatakan kondisi diri sekarang mengalami ketidak seimbangan karena memiliki tubuh fisik yang besar namun tubuh rohani masih bayi.   Fenomena banyaknya diri yang terlena dengan pembangun