Postingan

DIRI DALAM CENGKRAMAN KETIDAKSADARAN (4)

Jika diri diumpamakan sebagai bangunan... Maka kondisi fondasi bukanlah pondasi yang benar... Karena ketidakpahaman dalam membangun... Bukan kuatnya pondasi yang dibuat namun hanya sekedar terlihat besarnya pondasi yang dimiliki.. Jika diri tidak mampu membangun pondasi yang kuat... maka goncangan akan mudah meruntuhkan perjalanannya... Dan tidak mungkin akan menjadi mercu suar di kehidupan... Karena rapuhnya iman yang kita miliki.. Kesesatan akibat kemalasan diri... Kebodohan akibat dari tidak mau menerima dan membaca... Hanya pemujaan ego diri untuk memuaskan hasrat dan nafsunya... Agar diri dianggap sebagai penguasa dan pemberi kuasa atas kehidupan manusia.. KAS, 30/4/2021 Tulisan ini adalah lanjutan dari artikel yang telah diri uploaud terlebih dahulu  yang bercerita tentang cengkeraman kesombongan diri dalam hal kesadaran posisi diri kita ditengah masyarakat ini, diri dalam kesombongan budaya dan diri dalam cengkeraman ketidaksadaran pembangunan. Untuk mengingat permasalahan hidup

DIRI DALAM CENGKRAMAN KETIDAKSADARAN: PEMBANGUNAN (3)

Membangun adalah tujuan manusia dalam berkehidupan Membangun adalah sarana manusia untuk mencapai peradaban dan kebahagian Membangun bukanlah kegiatan yang merusak  Namun sekarang membangun adalah sarana untuk menunjukkan kesombongan diri.... Hai diri... bumi ini bukanlah tempat pelampiasan nafsu dan ego Namun bumi adalah sarana perjalanan kehidupan diri Janganlah menjadi diri yang penuh ambisi.. karena diri tidak akan mendapat apa apa Janganlah berlari seperti mereka yang hidup dengan ambisius yang mengejar ambisi   Maka pelankanlah langkah dan nikmati hidup ini Ingatlah... Orang ambisius sama seperti orang yang tamak dan serakah Mereka adalah orang-orang yang buta dan tuli Tidak memiliki alasan pembenaran hidup atas tingkah lakunya di dunia ini Dan mereka adalah orang yang salah arah dalam kehidupan yang semu ini (KAS, Diri Dalam Peradaban, 1/4//2021) Tulisan ini adalah lanjutan dari artikel yang telah diri uploaud terlebih dahulu  yang bercerita tentang cengkeraman kesombongan diri

DIRI DALAM CENGKERAMAN KETIDAKSADARAN (2)

Siang dan malam memiliki waktu yang sama... tiada yang berbeda keduanya... hanya orang yang tidak memiliki keseimbangan yang mengatakan berbeda... dengan alasan capek dan istirahat Panjangkanlah malam harimu.. karena itu adalah malam buat kamu bekerja... Bekerja mengejar dan menempuh perjalanan sebagai seorang musafir... untuk mencapai kebahagiaan hidup yang sejati Siang dan malam memiliki perbedaan... antara terang dan gelap... itu bagi mereka yang buta hatinya.. Karena perbedaan hanya terlihat oleh mereka yang hanya menggunakan fisiknya.. Bukalah selimut hatimu... Karena akan membuka gelapnya malam... Yang akan membawamu ke sejatian hidup... Untuk menemukan petunjuk dari Sang Pencipta.. KAS, Puisi Siang Malam, 12/3/21 Tulisan ini adalah lanjutan dari artikel yang telah diri uploaud kemarin yang bercerita tentang cengkeraman kesombongan diri dalam hal kesadaran posisi diri kita ditengah masyarakat ini. Untuk mengingat permasalahan hidup kita terdapat  lima  kondisi yang diangkat sebag

DALAM CENGKRAMAN KETIDAKSADARAN DIRI (1)

Cengkraman kondisi Bagaikan penjara dalam kehidupan manusia... Yang terlelap dalam hingar bingar kehidupan... Sibuk dengan masalah yang fana... Terberlenggu dalam ambisi dan popularitas... Oiii jadilah diri yang bebas... Terbang kesana kemari dengan keyakinan... karena ingin mencium aroma bunga mawar yang sedang mekar... Karena diri adalah lebah yang kuat... Lawanlah dengan sengatanmu... Ketika dirimu diancam oleh orang orang yang menghalangimu... Karena mereka tidak tahu akan hakekat diri... Terlelap dalam tidur yang semu... Janganlah diri was was dan ragu... Karena sang Kekasih ada di dekatmu...Yang selalu mengamati dan memberi penerang dijalan yang gelap dan semu... Majulah terus dan pegang teguh harkat dan martabatmu... KAS, 5/03/2021 Kehidupan manusia dalam keseharian dengan beberapa gaya dalam menghadapi kondisi hidup.  Ada diri yang kuat dalam menghadapi tekanan dan ada yang lemah dalam menjalani tekanan hidup.  Kuat lemahnya tekanan ini sebetulnya merupakan roda kehidupan yang

Diri: Kesuburan dari Air Mata

Setiap manusia pasti pernah menangis... Entah menangis sedih atau bahagia... Namun yang sering terjadi tangisan hadir setiap ada musibah... Dan Air mata akan jatuh ke pipi.. Setiap manusia pasti pernah meneteskan air mata.. Akibat tak kuatnya diri menghadapi kondisi... Kondisi yang penuh makna secara hakiki... Namun tak pernah diri menyadari.. Air mata ibarat sebuah pupuk bagi diri yang menyadari... Karena keluar akibat tekanan dari hati... Yang tak mampu menahan emosi diri... Sehingga lupa diri yang seharusnya mampu untuk melampaui.. Air mata ibarat sebuah pupuk karena diri sedang di uji... Yang  akan menjadikan diri tumbuh dan besar untuk menjadi manusia yang sejati...  Agar kuat menghadapi ujian dan cobaan dalam hidup ini Air mata ibarat sebuah lidi... karena diri di uji dengan sesuatu yang menghampiri... Karena diri ibarat sebuah sapu lidi.. Yang merupakan kumpulan lidi untuk menjaga alam ini..  Namun kenyataannya berbalik karena kondisi... Yang dipengaruhi ilmu yang dimiliki... Di

Diri: Terjebak dalam Peperangan

 Betapa beratnya kondisi manusia....  Yang selalu terjebak dalam peperangan... Namun banyak orang yang tidak sadar akan hal ini... Diakibatkan tidak pernah bersinggungan dengan pengetahuan Betapa ruginya kondisi manusia... Yang tidak mengetahui dan memahami  ini...  Kondisi yang dialami dan menjebak diri... dari lahir dan sampai masuk ke liang lahat Mengapa ini terjadi?... Mengapa ini bisa tak terpikirkan... Bahkan sentuhan nasehat dan buku Panduan sudah sering diri dengar dan baca... Betapa rugi kehidupan kita ini Ooii... Hai sang Pencipta apakah DiriMu memang mentakdirkan seperti ini... Ataukah DiriMu yang melupakan semuanya... ataukah ini karena kebodohan kami sebagai manusia Tolonglah diri kami hai Baginda sang Maha Pemberi Petunjuk... Selamatkan diri kami... Bimbinglah diri kami... Dan menangkan diri kami dalam pertempuran sehingga dapat mencapai hakekat manusia yang sesungguhnya KAS, "Ketidaktahuan", (21/2/2021) Hingar bingar kehidupan dunia sekarang sudah menjadi sebua

DIRI DALAM KAMUFLASE

Layaknya seperti bunglon yang bisa merubah diri... Menjadi serupa warna dengan yang ditempati.. Namun eksistensi dirinya masih nyata.. Perubahan hanya sebagai bentuk syukur atas nikmat  Banyak diri manusia yang mengartikan berbeda.. Kamuflase adalah bentuk pertahanan diri dan usaha mencari makan.. Perubahan diri adalah bentuk strategi hidup.. Untuk bertahan agar diri tidak terancam Kamuflase bunglon dan diri manusia memiliki makna yang beda... satu sisi adalah syukur karena diberi kelebihan... Dan sisi lain adalah syirik karena ketakutan... Padahal ketakutan harusnya hanya pada sang Pencipta KAS, Puisi Kamuflase, 18/2/2021 Tulisan ini membahas tentang diri dalam kamuflase.  Topik ini terasa memberatkan pembaca karena saya ajak untuk melihat dan memperbandingkan antara diri kita dengan bunglon seperti dalam puisi tersebut. Disebutkan dalam puisi bahwa kamuflase adalah berhubungan dengan syukur dan syirik yang sepertinya sudah ada pada diri manusia yang menjelma seperti bunglon tersebut.