Diri: Kesuburan dari Air Mata

Setiap manusia pasti pernah menangis... Entah menangis sedih atau bahagia... Namun yang sering terjadi tangisan hadir setiap ada musibah... Dan Air mata akan jatuh ke pipi..
Setiap manusia pasti pernah meneteskan air mata.. Akibat tak kuatnya diri menghadapi kondisi... Kondisi yang penuh makna secara hakiki... Namun tak pernah diri menyadari..
Air mata ibarat sebuah pupuk bagi diri yang menyadari... Karena keluar akibat tekanan dari hati... Yang tak mampu menahan emosi diri... Sehingga lupa diri yang seharusnya mampu untuk melampaui..
Air mata ibarat sebuah pupuk karena diri sedang di uji... Yang  akan menjadikan diri tumbuh dan besar untuk menjadi manusia yang sejati...  Agar kuat menghadapi ujian dan cobaan dalam hidup ini
Air mata ibarat sebuah lidi... karena diri di uji dengan sesuatu yang menghampiri... Karena diri ibarat sebuah sapu lidi.. Yang merupakan kumpulan lidi untuk menjaga alam ini.. 
Namun kenyataannya berbalik karena kondisi... Yang dipengaruhi ilmu yang dimiliki... Diri menangis tidak sampai ke hati... Untuk mengambil makna yang sejati dari peristiwa yang terjadi...
Hai Sang Pencipta... Salahkah diriku seperti ini... Yang tidak mempu menangkap hakekat semua ini...
Diriku menangis hanya sekedar menangis... seperti ocehan burung kenari... yang hanya seperti alunan sebuah lagu... tanpa bisa menangkap makna yang terjadi...
Sadarkan diri ini.... Berilah pemahaman atas semua ini... Janganlah kau jadikan diri seperti orang "badui"... Yang tak mengerti akan semua ini...
KAS, Puisi Air mata, 26/02/2021


Menangis adalah sebuah ungkapan dan refleksi diri manusia di dalam menghadapi sebuah peristiwa.  Sekuat apapun diri pasti pernah menangis.  Bahkan tidak hanya terjadi pada manusia tetapi seluruh makhluk ciptaan Sang Pencipta pernah menangis. Dan dalam sebuah riwayat  batupun juga menangis ketika mendengar sesuatu yang tidak mengenakkan diri mereka. Memang mungkin banyak tidak percaya batu bisa menangis dan itu hanya dianggap sebagai sebuah mitos tetapi realita ini tersurat dalam sejarah Muhammad SAW. 

Mengapa batu menangis?  Dikisahkan pada suatu hari Muhammad SAW beserta para sahabatnya jalan-jalan.  Ditengah perjalanan rombongan tersebut mendengar suara tangisan.  Dan mereka kebingungan mencari asal suara tangisan tersebut dan dalam pencarian tersebut memakan waktu lama.  Namun setelah ditemukan para sahabat lebih terkejut lagi karena sumber suara adalah dari batu yang ada di dekat mereka.  Dan terjadilah percakapan antara batu dengan Muhammad SAW.  Ditanyalah batu itu kenapa dirinya menangis.  Batu menjawab bahwa dirinya menangis dikarenakan mendengar pembicaraan Muhammad SAW dengan para sahabatnya yang menyatakan bahwa bahan bakar neraka adalah manusia dan batu.  Karena merasa dirinya adalah batu maka otomatis menangis mengapa batu bisa jadi bahan bakar neraka yang cukup panas.  Karena mendengar perkataan batu tersebut maka Muhammad SAW pun lantas mendoakan agar batu yang ada di depannya agar menjadi penghuni surga dan bukan sebagai bahan bakar neraka.  

Cerita ini menunjukkan bahwa batu yang dikatakan sebagai benda mati dan merupakan benda yang keras saja bisa menangis ketika mendengar sebuah peristiwa yang akan terjadi.  Menangisnya batu sebagai ujud perlambang bahwa sekuat dan sekeras apapun makhluk yang ada di dunia ini adalah bernyawa dan memiliki nurani untuk mempertahankan dirinya agar selalu dalam kondisi menyenangkan.  Benda-benda yang ada disekeliling kita yang sudah biasa kita katakan sebagai benda yang tidak hidup ternyata benda hidup apalagi benda yang hidup seperti hewan dan tumbuhan.   Jika kita memiliki telinga yang mampu menangkap frekuensi bicara mereka apakah diri tidak menjadi orang yang gila atau stress.

Batu sebagai perwujudan dari diri yang keras dan kuat namun jika dihadapkan dengan kondisi yang kurang membahagiakan yang dialami atau akan terjadi menjadikan lemah. Menangisnya batu bukan berarti batu itu menjadi lembek akan tetapi karena ketidakmampuan dirinya menghadapi kondisi atau peristiwa yang akan terjadi. Ketidakmampuan ini merupakan sifat naluri yang dimiliki oleh seluruh benda atau makhluk yang diciptakan oleh Sang Pencipta.   Jadi ternyata setiap makhluk yang ada di dunia ini ingin dalam kondisi yang selalu menyenangkan dan ingin selalu berada di tempat yang enak.  Namun ketika dihadapkan dengan kondisi yang tidak menyenangkan pastilah ada pemberontakan diri minimal dengan menangis.

Namun realita yang terjadi sekarang ini malah kebalikannya.  Manusia yang diciptakan sebagai makhluk yang lembek dan lunak malah tidak menangis ketika mendengar nasehat mengenai agama. Kemungkinan ini terjadi karena nasehat tentang ajaran adalah sesuatu yang kurang dipercaya karena tidak dapat dibuktikan secara fisik. Malah sekarang banyak manusia yang menangis jika berhubungan dengan sesuatu kondisi yang bersifat material atau fisik dan jika berhubungan dengan sesuatu yang mengganggu ambisi dan popularitas diri.

Hubungannya dengan topik yang kita bahas ini yaitu kesuburan air mata maka akan banyak diri mengkaji tentang makna dari air mata yang keluar dari tubuh kita ini. Berbicara mengenai makna dari air mata maka disini terlebih dahulu akan kita bahas tentang type manusia dalam menangis dan dilanjutkan dengan air mata sebagai pupuk kesuburan bagi manusia.

Type manusia

Dalam tulisan ini yang membahas diri dalam hubungannya dengan air mata maka penulis membedakan menjadi tiga type manusia.  Pembagian ketiga type ini sejalan dengan pembagian jenis manusia dalam buku Panduan.  Ketiga type tersebut adalah suwong, gabug dan mentes.   Penggunaan kata-kata dalam bahasa jawa ini dipakai agar tidak menjadi sebuah artikel yang berat untuk dibaca dan dinikmati oleh pembaca.

Type pertama adalah manusia yang "suwong" adalah manusia yang tidak memiliki pengetahuan tentang kehidupan yang baik.  Pengetahuan yang dimiliki adalah bagaimana diri bisa hidup dengan baik untuk dirinya sendiri.  Hubungan dengan orang lain adalah tidak penting atau orang lain penting jika keberadaannya adalah digunakan sebagai batu pijakan agar dirinya mampu untuk hidup. Prinsip hidup yang dimiliknya sangat kuat dan keras prinsipnya namun kehidupannya adalah untuk dirinya sendiri dan kaumnya.  

Type kedua adalah manusia yang "gabug" adalah manusia yang memiliki pengetahuan namun tidak yakin dengan kebenaran akan pengetahuan yang dia miliki.  Keraguan akan kebenaran dari pengetahuan ini didasarkan atas lemahnya keyakinan diri yang disebabkan oleh rasa was-was atau keraguan dalam menjalani kehidupan.  Rasa was-was dan bentuk keraguan inilah yang menyebabkan dirinya mudah berubah haluan jika dihubungkan dengan kebutuhan hidup akibat kondisi yang dijalaninya.  Hubungannya dengan orang lain adalah sangat penting karena dirinya membutuhkan orang lain untuk hidup agar dapat mencapai apa yang menjadi ambisinya.  Orang type gabug ini adalah orang yang mudah untuk beradaptasi namun mudah pula "goyang" dalam prinsip hidupnya.

Type Ketiga adalah manusia yang "mentes" adalah manusia yang memiliki pengetahuan yang kuat dan yakin dalam menjalankan lelaku kehidupannya.  Tidak ada keraguan akan kebenaran pemahaman pengetahuan yang dimiliki.  Karena pengetahuannya di dasarkan atas buku Panduan yang selama ini dimiliki.  Hubungannya dengan orang lain adalah penting karena mereka adalah teman dalam bermusafir di perjalanan.  Namun tidak semua orang menjadi temannya karena teman hidupnya adalah memiliki type yang sama yaitu orang-orang yang mentes. type orang mentes akan menjadi musuh bagi orang gabug dan suwong.  Orang suwung memusuhinya dikarenakan perbedaan prinsip hidup.  Sedangkan orang gabug memusuhinya dikarenakan orang mentes tidak dapat diperalat dalam mencapai ambisi namun bisa dijadikan benteng untuk menginap jika kondisi diri orang gabug dalam keadaan terancam.

Type tangisan

Ada dua type tangisan yang terjadi pada diri manusia yaitu tangisan hati dan tangisan yang keluar dari mata.  perbedaan tangisan ini dapat kita jelaskan sebagai berikut:

Pertama tangisan hati.  

Tangisan dari hati akan muncul pada diri manusia yang mentes.  Tangisan ini terjadi karena hati yang diri miliki adalah hati yang sudah terbebas dari selubung yang menutupinya dan juga disebabkan karena hati orang-orang yang mentes adalah hati yang lembut.  Sehingga ketika terjadi ketidakcocokan atau ketidak seimbangan antara diri dengan realita kehidupan yang dijalani akan mengalami "goncangan dan pertempuran" yang hebat.  Goncangan dan pertempuran ini merupakan peristiwa hebat yang terjadi pada diri manusia karena melihat dan mengalami hal yang tidak sesuai dengan buku Panduan.

Tangisan dari hati pada diri yang termasuk manusia mentes ini terjadi ketika diri kita sudah menemukan diri yang sesungguhnya dan memiliki konektivitas dengan sang Pencipta.  Tangisan akan terjadi sampai dirinya menemui kematian dan ketika kematian dialami bukan tangisan penyesalan yang terjadi namun kebahagiaan yang muncul ketika diri dimasukkan dalam liang kubur.

Sedangkan untuk orang gabug dan suwong tangisan dari hati akan muncul ketika diri dihadapkan dengan kematian.  Rasa penyesalan terjadi karena selama kehidupannya tidak menemukan dan mencari hakekat kehidupan.  Dimana hakekat kehidupan ini di dapat dengan dimulainya belajar untuk dapat membuka tabir hati yang menutupi diri manusia ketika dilahirkan.  Selama menjalani kehidupan diri orang yang gabug dan suwong ini sibuk dengan menambah selimut hatinya yang mengakibatkan hati mereka mengeras bahkan ditutup oleh sang Pencipta. Kehidupan mereka hanya orientasi pada duniawi walaupun juga mengaku orientasi ke kehidupan selanjutnya  namun itu hanya sebuah sandiwara agar tujuan hidupnya untuk ambisi dan popularitasnya tercapai.

Kedua tangisan dari mata

Tangisan dari mata ini bisa terjadi pada seluruh manusia.  Namun yang membedakan adalah asal air mata itu keluar.  Jika orang mentes air mata akan keluar tanpa disadari dan keluar dari sisi luar dari mata.  Sedangkan orang gabug dan suwong air mata akan keluar tanpa disadari dan keluar dari sisi dalam mata manusia.  

Tangisan dari sisi luar merupakan tangisan yang betul-betul merupakan bentuk rasa keprihatinan diri atas kehidupan yang dijalani.  ketika air mata keluar dari sisi luar ini secara reflek akibat terjadinya peperangan yang terjadi di dalam diri manusia.  Efek peperangan diri inilah yang menyebabkan timbulnya air mata itu. Untuk diri yang gabug dan suwong akan keluar dari sisi luar ketika dirinya mendekati kematian.

Sedangkan tangisan dari sisi dalam terjadi merupakan bentuk ketidakpuasan diri yang berhubungan dengan urusan fisik atau duniawi.  Air mata yang keluar bisa dalam kondisi refleksi diri dari ketidakberdayaan dalam menghadapi kondisi atau bentuk drama diri dalam mengejar ambisi dan popularitas.  Dan tangisan dari sisi dalam sangat jarang terjadi pada diri manusia yang mentes namun hal yang lumrah terjadi pada diri manusia yang gabug dan suwong.

Kesuburan air Mata

Kesuburan air mata dapat dibedakan dari asal usul keluarnya air mata manusia.  Jika air mata keluar dari sisi dalam maka kesuburan air mata hanya sebatas bentuk kehilangan atau penyesalan yang bersifat sementara.  Bentuk sementara ini dikarenakan hanya berhubungan dengan masalah fisik atau duniawi.  Sehingga tidak menimbulkan penyesalan yang lebih dan hanya sekedar penyesalan yang seperti sebuah drama sinetron.  Air mata dari sisi dalam ini tidak menimbulkan perbaikan dalam kehidupan ruhani manusia namun kebalikannya akan lebih semangat dalam perbaikan yang berhubungan dengan kehidupan yang bersifat pisik atau duniawi saja.

Sedangkan ketika air mata keluar dari sisi dalam akan menimbulkan kesuburan diri untuk selalu menambah semangat diri dalam membaca dan mempelajari buku Panduan.  Rasa penyesalan diri dan motivasi untuk selalu melangkah dengan baik sesuai dengan arahan yang ada dan mengakibatkan diri semakin terjaga dalam kehidupan di dunia ini.   inilah bentuk kesuburan yang terjadi pada diri manusia yang mentes yang meneteskan air mata dari sisi luar.

Jangan mengada ada keluarnya air mata.... karena tubuh sudah bisa mengatur ritme sebuah tangisan... itulah prosedur yang telah tercatat... maka diri bisa melihat bentuk dari tangisan...
Menangislah dengan baik... jangan menangis ketika diri mu sudah dijemput oleh kematian... karena tangisanmu adalah bentuk refleksi diri... yang menunjukkan diri pada hakekat manusia sesungguhnya...
KAS, 28/2/2021



Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIRI DAN ASTROLAH SANG PENCIPTA

Terjebak Jalan Pulang

Pasukan Bergajah