Bijak Memilih Teman

Setan itu butuh teman... Jika diri tidak bijak maka mudah untuk tergelincir... Butuh ilmu agar diri memiliki prinsip... Jika diri tidak berilmu maka akan penuh kerugian... Ilmu adalah bekal utama dalam kehidupan ini.
Setan itu Kuat... Jika diri tidak kuat maka mudah untuk goyah... Butuh pondasi yang kuat agar diri tak mudah lalai... Pondasi diri adalah bekal utama dalam perjalanan
Setan itu Cerdas... Jika diri tidak cerdas maka mudah untuk tersesat... Butuh peta yang benar agar diri tak mudah tersesat... Baca dan belajar adalah bekal utama untuk perjalanan
Setan itu pintar... Jika diri tidak pintar maka mudah terlena... Butuh iklhas dan tawakal agar diri menjadi tenang... Sabar dan perenungan adalah cara agar diri tidak salah bertindak
KAS,12/8/2021 

Untuk membahas bagaimana memilih teman yang baik untuk dijadikan teman dalam bermusafir adalah penting dalam kehidupan manusia.  Teman yang baik adalah teman yang memahami kebutuhan dan kekurangan dari temannya.  Namun realita sekarang ini banyak orang yang berteman bukan dengan hati mereka melainkan berteman karena adanya kepentingan yang  sedang diperjuangkan.  Sehingga berteman ibaratnya adalah sebagai batu loncatan agar dirinya mampu mencapai tujuannya yaitu self interst yang dimilikinya.

Perjalanan yang panjang ini maka dibutuhkan banyak teman untuk bersama-sama mengatasi problema dalam bermusafir karena adanya teman tersebut akan menjadikan partner dalam berdiskusi mengatasi problema dalam kehidupan.  Tidaklah mudah dalam melakukan perjalanan dalam hidup ini namun bukan hal yang mustahil bahwa perjalanan akan sampai pada tujuannya.  Untuk itu diperlukan kiat-kiat agar tidak salah menemukan teman yang dijadikan partner dalam perjalanan.  Adapun cara memilih teman adalah:

1.    Teman yang memiliki prinsip hidup yang sama

Fenomena sekarang ini banyak manusia yang hidup tanpa prinsip bahkan tidak jarang banyak diantara kita yang menjual agama dengan berpura-pura baik dan tekun ibadahnya.  Namun realita sesungguhnya tidaklah demikian karena orang itu melakukannya adalah karena dirinya ingin bertahan untuk hidup.  Ketakutan akan kekurangan bekal adalah faktor utama dirinya yang menyebabkan melakukan hal tersebut.  Faktor ini diakibatkan oleh lemahnya keyakinan atau  

Pentingnya keyakinan hidup seseorang ibarat sebuah pondasi yang menjadikan bangunan kokoh berdiri.  Prinsip hidup ibarat pondasi bangungan kokoh dan mampu menahan semua godaan yang menghampirinya.  Diri yang demikian ini akan tidak mampu goyah dengan seluruh godaan yang menghampirinya walaupun dalam kondisi “kekeringan”.

Orang yang memiliki prinsip hidup yang kuat dapat dilihat dari pemahaman akan ilmu yang dimilikinya.  Sehingga mereka dikatakan orang cerdas  yang tak mampu dipermainkan oleh kehidupan dunia. Sedangkan orang yang tidak cerdas akan mudah sekali dipermainkan oleh kehidupan dunia  dan hidupnya seperti kehilangan akal.  Orang yang kurang cerdas ini manakala memegang jabatan dirinya akan berbuat kezaliman/intimidasi/pembunuhan dan penghinaan terhadap orang lain serta kedua tangannya akan selalu berlumuran kenistaan untuk mencapai tujuan hidupnya.

Orang yang cerdas yang memiliki prinsip hidup akan terlihat dari sifat dirinya yang penuh keiiklhasan karena hatinya selalu tertuju pada Sang Pencipta dan memiliki sifat tawakal dengan mengharapkan kedatanganNYA.  Dan orang yang cerdas dalam hidupnya akan selalu menggantungkan harapannya kepada Sang Pencipta karena hatinya lurus kepada Allah dan berdampak pada lurusnya segala apa yang dilakukan untuk menghadapi urusannya.

2.    Bersifat hati hati

Orang yang cerdas dalam memilih teman akan selalu melihat asal usul orang yang diajak untuk bersama-sama dalam melakukan perjalanan kehidupan di dunia.  Pemilihan teman bukan karena materi atau jabatan yang dimilikinya melainkan karena dirinya memiliki hati yang bersih. 

Orang yang memiliki hati yang bersih adalah mereka yang tidak memiliki cacat ruhani artinya bahwa orang yang demikian adalah diri yang memiliki akar yang kuat/jelas dan takut untuk berbuat kejahatan serta melukai orang lain. Orang yang demikian adalah orang yang pantas untuk dijadikan teman karena dirinya akan menuntun diri menuju kehati hatian dalam kehidupan untuk menuju keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhir dunia.

Ketika diri kita berhati hati selalu ada “musuh” yang berani untuk menggoda.  Mereka lebih pintar dari diri kata dan berkamuflase dalam sifat sifat orang yang baik yang memiliki hati yang bersih.  Untuk itu penting bagi diri kita selalu pintar dan bertindak bijak di dalam pertemanan.

Bertindak bijak bagi orang cerdas adalah selalu mengantisipasi setiap perubahan yang bisa datang tiba-tiba dan sangat tidak diharapkan.  Untuk itu perlu kiranya diri untuk selalu bersiap menyambut perubahan yang ada dihadapan kita dan harus selalu bisa melihat semua kenikmatan yang menyertai langkah perjalanan kita.  Sedangkan orang yang tidak cerdas tidak pernah memperhatikan akibat dari segala perbuatan dan tidak peduli dengan kemaslahatan yang menyertai dari setiap perbuatan yang dilakukannya.

3.    Jauhi teman yang tidak baik 277

Pergaulan dengan teman yang tidak baik laksana membuang waktu untuk perbuatan yang sia sia atau melakukan pembicaraan kosong yang merupakan hal yang remeh.  Pergaulan ini biasanya sekedar untuk membuang waktu mengisi kejenuhan atau karena adanya masalah yang sedang dihadapinya.  Diri yang berkumpul dengan orang orang seperti ini biasanya akan banyak sendau gurau ataupun membicarakan aib orang lain untuk menutupi beban yang dihadapinya.  Ketika meninggalkan majelis pertemanan ini diri kita pulang dalam kebejatan atau keadaan gelap gulita dengan keinginan yang beraneka macam.

Jika diri dalam kondisi gelap gulita seperti ini bukanlah mendatangi teman-teman yang seperti itu melainkan diri harus selalu untuk ber”uzlah”  atau mendatangi orang-orang yang baik agar diri merasakan “kebaikan” dengan pembicaraan yang ada pada majelis itu.  Dengan begitu diri akan merasakan kedamaian hati karena merasakan kesejukan dan sinar yang menerangi nurani.  Kesejukan dan sinar tersebut akan kembali menguatkan tekat diri untuk tekad dan kemauan dalam menyelesaikan urusan kehidupan di perjalan hidup ini.

4.    Menjauhi hamba dunia

Hamba dunia adalah mereka yang hidupnya disibukkan dengan kehidupan dunia dari bangun tidur sampai menjelang tidur lagi.  Mereka beribadahpun tidak memiliki nilai karena yang dilakukannya adalah hanya sebuah simbulitas dan ritualitas sehari-hari.  Orang yang sibuk dengan kehidupan dunia ini tidak mungkin memiliki perhatian pada urusan akherat.  Jika anak muda maka hidupnya adalah sekedar menghabiskan waktu untuk kesenangan  dan jika sudah beristri maka perhatiannya tercurah pada bagaimana dirinya mencukupi nafkah keluarga dengan pencarian harta dan popularitas demi ambisi hidupnya.

Hamba dunia selalu mencari pembenaran atas apa yang dilakukannya terutama hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan (materi).  Sehingga hidupnya tidak pernah merasakan tentram atau kebahagian.  Karena jalan hidupnya menjadikan hati semakin tertutup oleh kepentingan yang bersifat duniawi.  Rasa kemanusiaan dan nuraninya akan semakin hilang digantikan dengan kepentingan untuk memuaskan dan mencukupi dirinya sendiri.

Manusia yang sadar dengan kondisi seperti ini akan melakukan perenungan diri agar mendapatkan teman yang baik.  Karena di era sekarang ini sangatlah sulit untuk mencari teman yang mau memikirkan/mementingkan orang lain dan yang bisa mengisi kekurangan dari teman-temanya.  Bahkan tidak jarang kita melihat banyak orang yang suka dan tertawa ketika melihat temannya dalam “kekeringan” akibat ulah mereka.  Mereka bukannya menolong malah menjadikan bahan ejekan dan pembicaraan yang mengakibatkan orang yang perlu dibantu menjadi semakin tersudut karena omongan yang mereka keluarkan. 

Itulah pentingnya diri dalam memilih teman yang bukan hamba dunia.  Perenungan yang mendalam dengan memperhatikan orang-orang yang berada di sekitar kita akan mempermudah diri dalam memilih teman yang baik.  Maka tinggalkanlah teman yang tidak baik dan carilah teman yang baik untuk dijadikan teman dalam perjalanan menuju rumah Sang Pencipta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIRI DAN ASTROLAH SANG PENCIPTA

Terjebak Jalan Pulang

Pasukan Bergajah