Dialog Rubah Menuju Kesempurnaan

 Teruslah kawan janganlah bersedih hati dan hidup dalam lara.. Memang diri ini adalah makhluk yang hina. Tercipta dari tanah yang penuh noda dan terbalur darah kebencian... Namun agar tak mabuk dalam nestapa diri diangkat menjadi manusia yang sempurna

Teruslah kawan bawa kembali diri yang hina. Naik derajat dengan mendaki dan penuh kesukaran.. Karena jalan itulah diri akan berubah.. Janji Sang Pencipta tak pernah ingkar dan dusta.

Teruslah dan carilah "Pujaan Hati" yang kau damba... Dengan kosidah cinta yang kau dzikirkan dalam mulut dan dada.. Karena bacaan itu membuat Sang Tercinta berlari mendekat dan menjemput diri yang lara.

Bila bersama dalam dzikir dan percakapan... Nikmati kebersamaan dengan penuh suka cita...Duduk dan bersenandung bersama menikmati masa-masa bersama.... Dan pandanglah ternyata keajaiban cinta menghilangkan lara dan kehinaan dari rubah menjadi diri seorang manusia.

Bila keindahan dan kebahagian telah tercipta...  Bersnarlah diri dalam jagat raya dan alam semesta...  Perubahan dan pengaruh diri sebagai kosmik menjadi sinar kebagian bagi kosmos (alam semesta) Karena wajah diri berubah bagaikan cahaya yang menerangi kehidupan semesta.

Pegilah... Jangan diri toleh ke belakang... Karena diri telah berubah... Dari sebangsa rubah menjadi kekasih Sang Pencipta.

(KAS, 3/11/2023, Jalan Cinta Sang Rubah)


Ketika diri kita memiliki kesadaran bahwa posisi sekarang adalah tidak bedanya dengan seekor rubah maka tentu akan bangkit agar menemukan jalan terang kembali  Sebagaimana manusia yang diciptakan dan memiliki sifat be"rubah-rubah" karena terdiri dari dua sisi yang nampak (sisi baik atau buruk) pastilah memiliki keinginan untuk berubah menjadi lebih baik.  Hanya dengan melakukan "baca" atas Buku Panduan yang sudah diberikan merupakan pedoman untuk menjadi lebih baik dan mampu menjauhi hal-hal yang kurang baik

Niat dan kesadaran harus dikuatkan agar selalu menghiasi semangat "baca" agar mampu memiliki konektivitas dengan Sang Pencipta sehingga timbul pemahaman atas rute perjalanan yang harus dilewati  Karena di dalam Buku tersebut adalah obat dan pedoman agar diri tidak memiiki sifat seperti rubah tersebut    Maka berpegang pada Buku adalah hal wajib dan menjadi sumber utama dalam kepemilikan pengetahuan yang ada.

Sifat berubah-ubah yang memang sudah merupakan kodrat diri sebagai manusia bukan merupakan sebuah penyakit melainkan sebuah rute panjang kehidupan manusia yang harus dilaluinya. Rute perjalanan ini menjadi diri secara alami akan beradaptasi atau berubah-ubah  Sifat alami akibat orientasi diri melihat ke depan  inilah kemudian muncul sebuah pernyataan bahwa diri adalah sebagai makhluk yang pelupa. 

Perubahan yang terjadi bukan karena keinginan diri yang sekedar untuk mempertahankan hidup dalam hal urusan dengan asupan materi melainkan strategi bertahan untuk menyelamatkan perjanjian yang sudah dilakukan antara diri kita sebagai manusia dengan Sang Pencipta  Jika diri tidak berubah atau perubahan hanya sekedar strategi rubah maka otomatis perjalanan diri tidak akan lancar karena terjebak pada kondisi kehidupan alam dunia dan menjadikan diri sebagai orang-orang yang merugi


Bagaimana Diri Bisa be"Rubah"

Hidup diri terbatas dengan waktu yang diberikan dan diberikan tujuh kondisi yang harus dijalani. Kondisi ini sering disebut dengan alam oleh kebanyakan diri manusia yang lain  Mengapa diri katakan sebagai sebuah kondisi karena di alam yang sedang di lalui diri terjebak dalam "sebuah situasi" yang menjadikan diri harus mampu berbuat sebaik mungkin agar tidak terjebak dalam sebuah situasi yang membuat diri gagal dalam perjalanan

Ibarat seperti perjalanan maka roda akan berputar dengan batasan waktu yang diberikan dan agar diri mampu mengumpulkan bekal  untuk sampai tahap akhir kehidupan  Karena kehidupan tidak akan berhenti hanya bekallah yang menjadikan diri termasuk manusia yang beruntung atau merugi di kehidupan terakhir besok  Maka perubahan harus dilakukan mulai dari perubahan wujud sampai perubahan non wujud yang sangat mempengaruhi hasil  dari bekal yang dikumpulkan

Tujuh alam atau kondisi ini biasanya diri terjebak dan merasa nyaman dan hal ini mengakibatkan banyak diantara kita yang salah dalam mengambil keputusan  Ketujuh alam itu adalah:

Pertama Kondisi dikehendaki, Hadirnya diri dalam kehidupan dimulai bukan karena keinginan yang kita miliki namun karena kehendak dari Sang Pencipta maka   diri hadir di alam pertama ini  sebagai hasrat dan kehendak serta kekuasaanNYA  Perubahan wujud diri dari benih yang ditanam dan kekuasannNYA  berubah dan tumbuh  Inilah awal mula diri berubah dan berevolusi menjadi sosok diri yang dinamakan manusia  Jika diri tidak berubah maka diri adalah bibit yang mati dan tidak akan menjadi manusia

Kedua kondisi diri diciptakan, Hidupnya diri dengan berubahnya wujud dari benih menjadi embrio manusia akibbat dari kehendak dan kekuasaanNYA  Proses disini adalah munculnya awal dari perjanjian diri dengan Sang Pencipta yang sering disebut dengan perjanjian rubbubiyah  Dan manakala diri sepakat dengan perjanjian yang ada maka ruh ditiupkan agar menjadi teman dalam kehidupan selanjutnya.  Akad perjanjian disetujui maka diri berubah dari mengetahui perjanjian menjadi diri yang lupa dengan isi perjanjian yang ada.

Ketiga Kondisi diri dipersaksian. Dimulai diri dilahirkan di dunia ini dengan posisi lupa dengan isi perjanjian yang sudah disepakati dan mungkin dianggap wajar karena kondisi wujud yang baru.  Hal ini terus menerus berlangsung bahkan banyak diantara diri kita yang lupa dengan isi perjanjian yang ada. Maka tak heran diri dikatakan diciptakan oleh Sang Pencipta berubah esensinya dan malah menjadi pribadi yang suka menumpahkan darah dan membuat kerusakan atas alam semesta.  Eksistensi diri yang seperti ini maka tidak bedanya dengan diri sebagai rubah dalam kehidupan di dunia ini.  Agar diri tidak seperti rubah tersebut maka butuh persaksian (syahadat) agar diri dapat memperoleh atau menemukan jalan kehidupan yang benar/lurus.

Keempat Kondisi diri dihidupkan. Sungguh beruntung manakala diri dihidupkan dalam kondisi ini  Artinya diri diberi kesadaran atas posisi yang sekarang dijalani dikehidupan di dunia ini.  Dihidupkan artinya bahwa teman diri kita waktu sepakat dengan perjanjian di alam kedua tersebut (ruh) dihidupkan dan mulai diberi asupan untuk perkembangannya agar mampu menjadi teman dalam perjalanan di kehidupan di dunia ini.  Ketahuilah peran ruh adalah sebagai penyeimbang diri karena akan menempati bagian yang ada dalam diri kita sehingga keseimbangan hidup yang hidup dalam diri kita mulai terbangun  Manakala keseimbangan diri dalam diri kita terbangun berarti diri mulai membangun diri sebagai kosmis dan yarng akan mampu membuat keseimbangan alam semesta atau kosmos.  Hal inilah yang dikatakan diri dihidupkan atau dirubah dari derajat terendah menjadi sebuah makhluk yang berupa manusia dan menjadi  harapan dari Sang Pencipta atas diri manusia agar menjadi penggantiNYA di muka bumi ini.

Kelima kondisi diri Dimatikan.  Fase kehidupan yang dimulai setelah diri menjalani kehidupan di dunia ini  Memasuki alam kematian yang digunakan sebagai terminal untuk menuju kehidupan yang kekal.  Berubahnya diri dari hidup yang masih bisa untuk mencari bekal berubah menjadi diri yang istirahat panjang menunggu keputusan dari Sang Pencipta.  Bahagia atau kemalangan tinggal menunggu hari penentuan karena diri sudah posisi pasif karena habisnya kontrak dalam pencarian bekal untuk menghadap  

Keenam Kondisi diri dikembalikan dalam kehidupan.  Setelah memasuki terminal penantian yang panjang diri hanya menunggu menerima laporan pertanggunggjawaban.  Diri tidak bisa berteriak ataupun minta tolong kepada makhluk lain karena disitu tidak ada lagi tolong menolong. Hanya kepasrahan yang mungkin bisa dilakukan oleh diri kita apakah menerima kabar baik ataupun kabar buruk yang akan mempengaruhi kehidupan selanjutnya.

Ketujuh Kondisi diri dikekalkan.  Hanya ada dua kelompok dalam kondisi diri dikekalkan ini  ini apakah diri termasuk orang yang beruntung (golongan kanan) ataukah diri termasuk orang yang mengalami kerugian (golongan kiri).  Tidak ada lagi revisi atas aktivitas yang dilakukan dan tidak ada lagi pertolongan dari makhluk lain.  Semoga diri termasuk dikekalkan dalam posisi masuk golongan kanan. amin.

Gambaran rubah yang berubah menjadi baik dan dikekalkan dalam posisi golongan kanan adalah sebuah perubahan yang harus dilakukan setiap diri kita sebagai manusia.  Jika sekarang ini dalam kondisi nyaman dengan  kehidupan yang dijalani maka berarti diri tidak mengalami perubahan.  Karena untuk menjadi rubah yang baik adalah akan mengalami sebuah "penderitaan" karena dirinya dibuang dari sisi penguasa dan mungkin mencari makan makanan yang baik adalah sebuah hal yang sulit karena akan mengalami kekeringan atau kelaparan yang panjang. 

Namun ingatlah bahwa hidup setiap makhluk sudah dijamin kehidupannya oleh Sang Pencipta.  Tinggal diri kita sabar atau tidak dalam menjalaninya dan selalu berpegang pada buku untuk mendapatkan pemahaman kehidupan yang benar. Berubahlah mumpung masih bisa be"rubah".


Terima kasih
Magelang, 4/11/2023
Salam,
KAS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIRI DAN ASTROLAH SANG PENCIPTA

Terjebak Jalan Pulang

Pasukan Bergajah