Postingan

Diri dalam penjara Subyektifitas

Gambar
  Pernahkah diri bertindak seperti pemimpi... Yang menginginkan sebuah keinginan... Yang tak terpikirkan dalam diri... Namun bak merindukan jatuhnya rembulan dipangkuan... Pernahkah diri bertindak seperti Perindu.... Yang merindukan pujaan hati... Yang selalu terpikirkan dalam diri... Untuk menjadi obat penenang dalam hidup ini.. Pernahkah diri bertindak seperti kekasih... Yang menginginkan datangnya dambaan hati.. Yang selalu memenjara diri... Namun Tak kunjung datang menghampiri... Ooii... Galaunya diri seperti seorang pemimpi.... atau seorang perindu... ataukah seorang kekasih Yang mengalami siksaan hati... Karena suatu keinginan yang belum pasti... Apakah sama yang dirasa ketiganya... Apakah sama yang mereka inginkan dalam diri Namun Apakah beda yang mereka yakini... Jika kondisi itu  terjadi... KAS (15/1/2021), SUBYEKTIFITAS Sebuah cerita mengawali pembahasan masalah diri dalam subyektifitas, dengan tujuan agar diri bisa berintropeksi bahwa apa yang dilakukan adalah sebuah permasa

Diri dalam Uncertainty

Jangan Mengutarakan apa yang harus disembunyikan... Namun jangan menyembunyikan apa yang seharusnya diutarakan... walaupun itu bukan sebuah ajaran... Tapi diri wajib mematuhinya.. Jangan menahan apa yang harus dilepas... Namun jangan melepas apa yang seharusnya kamu tahan... Walaupun itu bukan sebuah perintah... Tapi diri wajib melaksanakannya.. Jangan membenci orang yang harus kamu sayangi... Namun jangan menyayangi orang yang seharusnya kamu benci... Walaupun itu bukan sebuah ajaran... Tapi diri wajib memilihnya.. Jangan menjauhi orang yang harus kamu dekati... Namun jangan mendekati orang yang seharusnya kamu jauhi... Walaupun itu bukan sebuah perintah... Tapi diri wajib mematuhinya.. Jangan mengutarakan apa yang seharusnya disembunyikan, baik harta dan pendapatnya... Janganlah mencaci seseorang di depan orang banyak mungkin diantara yang hadir dekat dengan yang kita caci... Janganlah diri kita terburu-buru percaya pada seseorang yang kelihatan cinta depan setia, siapa tahu dibalik

Diri dalam "Rasa" dan "Krasa"

"Rasa" dan "Krasa" Ku pandang bintang di tengah malam... Bersinar bersih dan cemerlang..  Nun jauh disana tempatmu berada... Namun Cahaya mu sampai di diriku... Ku pandang Bulan yang elok pada purnama... bersinar bersih laksana bintang cemerlang... Kubayangkan dirimu nan elok Jelita... Dan diriku merasa engkau memang bersinar... Apakah diriku salah dengan hal itu... Rasa seakan menutup kenyataan... Rasa adalah sebuah kebenaran yang hakiki... Hanya karena Rasa cukup untuk membenarkan diri.. Penyesalan akan terjadi pada diri ini... Jika hidup hanya di lingkupi dengan rasa.. Dan dengan rasa diri berani menilai orang lain... Tanpa dengan melihat yang sesungguhnya terjadi Rasa bagaikan sebuah penyakit yang mematikan diri... Mematikan "kroso" kepada diri dan orang lain.. Yang sebetulnya mereka tidak dalam kondisi yang kita rasa... Namun karena sudah menuhankan rasa maka kita membenci/mengasingkan orang lain... KAS, 2/1/2021 Untuk membahas tulisan ini penulis aka

Diri dan Gigi Persneling

Gambar
Puisi diri dan Gigi Persneling Pernahkah diri terasa bingung... berlari dan berjalan namun tidak pernah maju... hanya kemunduran dan kehancuran diri menyertai diri... walaupun materi dan kebutuhan fisik terpenuhi dengan kapasitas yang melebihi.. Pernahkah diri terasa berat...., berlari dengan sekuat tenaga namun tidak pernah beranjak dari tempat..., hanya kebosanan dan kelelahan yang diraih..., Dan kesadaran diri hanya untuk menyelaraskan pelarian yang hampa dan semu... Pernahkah diri merasa gelisah....,berlari dengan sekuat tenaga namun  tak pernah bisa pergi dari kondisi... hanya rutinitas membuang energi untuk mencari bahan bakar...., Dan kesadaran diri hanya untuk menjaga keseimbangan yang jauh dari harapan.... Pernahkah diri merasa jenuh... berlari dengan sekuat tenaga namun hanya sekedar menjaga posisi... hanya upaya dan usaha untuk mencapai ambisi dan popularitas..., Dan kesadaran diri hanya untuk menjaga ayunan langkah materi, keseimbangan sebatas diri memuaskan mencari "k

filsafat akuntansi yang baik: diri dalam neraca keuangan

Gambar
 

Diri Dalam Menemukan Jiwa

Gambar
Puisi Jiwa Bersyukurlah diri kita telah diciptakan sebagai manusia Dengan bentuk yang sempurna dan yang hidup dengan keseimbangan Seperti hidup yang "berpasang-pasangan" Sebagai pembeda dan bekal diri dalam perjalanan bermusafir di dunia Bersyukurlah diri kita telah diciptakan sebagai manusia Namun kenapa kita berlaku tidak seperti manusia.. Hanya bentuk fisik kita seperti manusia.... Namun dimana diruku sesungguhnya karena jiwa ku tidak ada dalam hakekat hidupku..... Ketika diri kita lahir dalam kondisi sempurna dan lengkap.. Namun kenapa sampai umur sekarang ada yang hilang dalam diriku Dan itu sampai tidak aku sadari atau memang diriku lupa dan lalai karena kebodohanku Sampai aku matipun tidak akan menemukan keseimbangan unsur hidupku Sungguh rugi diriku jika ini terjadi dalam kehidupanku... Karena akan membawaku hanya sebagai bahan bakar bersama kayu dan batu Sebagai penghangat rumah sang Pencipta... Dan akan tersiksa diriku saat aku bertamu di rumahNYA Sungguh rugi dirik